
PALU, MERCUSUAR – General Lecture Series (GLF) yang dilaksanakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad), dengan dukungan Eurasia Foundation (EAF), kini telah memasuki seri kedua untuk tahun 2023.
Seri kedua ini, menghadirkan Maulana Tataka Dhairyya Dira dari National Cheng Kung University, Taiwan. Dirinya memaparkan tentang bagaimana kehidupan mahasiswa di Taiwan.
Mengawali pemaparannya, Maulana menjelaskan secara umum kultur masyarakat asli Taiwan, di mana masih didominasi kultur yang tradisional dan konservatif. Masyarakat Taiwan kata dia masih menggunakan hirarki kelas sosial, juga menganut sistem patriarki, dengan keluarga adalah pusat aktivitas kebudayaannya.
“Kebudayaan tradisional Taiwan dipengaruhi kebudayaan Jepang, sedangkan kebudayaan modern Taiwan dipengaruhi oleh perpaduan kebudayaan Cina, Austronesia, Jepang dan Barat,” jelasnya.
Adapun kata dia, ada sejumlah kendala yang dihadapi mahasiswa asing di Taiwan. Pertama, keterbatasan bahasa, karena tidak banyak orang Taiwan menguasai bahasa Inggris, seperti di Indonesia. Mahasiswa asing kata dia, harus mengambil kelas-kelas bahasa Mandarin, untuk membantu berkomunikasi.
Kedua, homesick atau kerinduan akan kampung halaman. Hal ini biasanya mendera mahasiswa asing pada tahun-tahun pertama. Ketiga, Keterbatasan pergaulan, yang juga dipengaruhi oleh keterbatasan penguasaan bahasa Inggris bagi masyarakat asli, juga kultur masyarakat asli Taiwan yang tidak mudah percaya dengan orang asing.
National Cheng Kung University (NCKU) sendiri menurut Maulana, merupakan sebuah perguruan tinggi di Taiwan yang berbasis di Taiwan, kota di pesisir sebelah selatan Taiwan. Kota Tainan sendiri merupakan salah satu kota di Taiwan dengan ciri peninggalan kebudayaan yang masih terpelihara dengan baik.
Nama Cheng Kung sebagai nama perguruan tinggi ini, diambil dari nama Cheng Cheng-kung (Koxinga), seorang pahlawan Taiwan. Kampus ini kata dia merupakan perguruan tinggi di peringkat teratas dalam perihal penilaian akademis di selatan Taiwan, terutama memusatkan perhatian pada pengembangan ilmu teknik. Namun selain ilmu teknik, beberapa tahun terakhir, universitas ini telah meluaskan pengembangan akademis ke bidang-bidang ilmu lainnya.
Demi meningkatkan daya saing akademis di tingkat internasional, perguruan tinggi ini juga mengadakan kerjasama baik dalam riset maupun tukar pengalaman dengan universitas di banyak negara.
Ada 147 grup mahasiswa di NCKU, di antaranya ada pula grup mahasiswa internasional dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. Para mahasiswa Indonesia di Tainan sendiri berhimpun dalam TISA (Tainan Indonesian Student Association), yang merupakan perhimpunan pelajar Indonesia di Tainan, yang berpusat di NCKU. Mahasiswa Indonesia di Tainan juga tersebar di berbagai universitas lainnya seperti Universitas Chang Jung dan Universitas Nasional Tainan. JEF