MAKKAH, MERCUSUAR – Jemaah haji asal Provinsi Sulteng mulai bergerak menuju Arafah, Rabu (4/6/2025) pagi waktu setempat. Seluruh jemaah haji akan mengikuti puncak rangkaian ibadah haji, yakni Wukuf di Arafah yang dijadwalkan pada Kamis (5/6/2025).
“Insyaallah, besok (Rabu-red) pagi kami semua akan didorong ke Arafah. Yang mana kami di satu hotel ada tiga kloter, yakni BPN-9, BPN-10, dan sebagian BPN-11 akan berangkat sama-sama menuju Arafah pagi hari,” tutur Pembimbing Ibadah Kloter BPN-10, H. Abd. Haris melalui pesan suara WhatsApp, Selasa (3/6/2025).
Sebagaimana diketahui, jemaah haji asal Sulteng tergabung dalam beberapa kloter embarkasi Balikpapan. Masing-masing kloter BPN-7, BPN-8, BPN-9, BPN-10, BPN-11, dan sebagian BPN-12.
Haris menyebut, pihaknya melakukan sejumlah persiapan jelang keberangkatan menuju Arafah untuk memulai rangkaian Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Salah satunya, jemaah diberikan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan kloter, agar dapat melalui puncak haji dengan kondisi fit.
Jemaah juga menerima bimbingan ibadah, baik oleh pembimbing ibadah kloter maupun dari petugas Sektor 7 bersama Mukhtasyar dari Kemenag RI.
Siapkan Tiga Skema
Sementara itu, Kemenag RI terus memperkuat konsolidasi data serta menyusun skema untuk memastikan seluruh jemaah diberangkatkan ke Arafah.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, di Makkah, Senin (2/6/2025) menyampaikan pihaknya menyiapkan tiga skema mobilisasi jemaah haji menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Pertama, skema pergerakan reguler. Yakni jemaah haji diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf. Selepas magrib, jemaah diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (menginap). Setelah melewati tengah malam, jemaah bergerak ke Mina untuk bermalam mabit hingga 12 atau 13 Zulhijjah.
“Ini (pergerakan reguler) akan diikuti sekitar 67 persen atau sekitar 136 ribu jemaah haji Indonesia,” kata Hilman.
Skema kedua adalah Murur. Jemaah haji Murur, setelah menunaikan Wukuf di Arafah, usai masuk waktu Magrib, bergerak melintasi Muzdalifah (tidak turun dari bus), lalu menuju Mina. Skema ini akan diikuti sekitar 33 persen atau sekitar 60 ribuan jemaah haji Indonesia.
“Ketiga, Tanazul. Jemaah haji yang melakukan Tanazul adalah mereka yang akan melempar jumrah pada 10 Zulhijjah (setelah Wukuf dan Mabit di Muzdalifah), lalu kembali ke hotel, tidak kembali lagi ke tenda Mina. Mereka adalah jemaah yang tinggal di hotel sekitar wilayah Syisyah dan Raudhah,” jelasnya.
Jemaah Tanazul akan kembali ke Jamarat untuk melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Skema ini ditargetkan akan diikuti 37 ribu jemaah haji.
Dua skema terakhir, yakni Murur dan Tanazul, kata Hilman, merupakan upaya pemerintah untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina. Kedua skema ini diterapkan, setelah pemerintah melakukan kajian dan didapatkan kesimpulan bahwa hal tersebut tidak menyalahi syariat ibadah haji. IEA