Pemkot-Untad Bahas Penanganan Banjir Huntap Tondo I

IMG-20200908-WA0003

PALU, MERCUSUAR– Bertempat di ruang kerja Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, selaku Rektor Untad, menerima kunjungan audiensi Pemerintah Kota Palu, yang dipimpin Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir. Iskandar Arsyad.

Kadis PU didampingi tim dari Bappeda Kota Palu, Senin (7/9/2020).

Iskandar menjelaskan, kunjungan tersebut untuk membicarakan penanganan banjir di Huntap Tondo I.
“Kunjungan ini sebagai tindak lanjut dari rapat yang pernah dilakukan di ruang Asisten ekonomi dan Pembangun setda Kota Palu, beberapa saat yang lalu. Rapat saat itu membicarakan upaya penanggulangan banjir dan pengelolaan kawasan pada cekungan Huntap Tondo 1 secara terpadu dan terintegrasi. Tujuannya, musibah banjir di kawasan tersebut pada masa akan datang, dapat lebih dimitigasi, baik dari pendekatan teknik sipil maupun pendekatan konservasi kawasan,” jelas Iskandar.

“Musibah banjir yang terjadi beberapa saat yang lalu, dapat menyadarkan kita semua, tentang pentingnya mengelola dan merencanakan kawasan yang ada secara terintegrasi, bukan secara parsial, sebab jika dilakukan maka hal tersebut hanya hanya akan memindahkan masalah, dari satu tempat ketempat yang lain,” imbuh Iskandar membuka penjelasannya.

Lebih lanjut skandar mengatakan, Untad memiliki peranan penting dalam rencana penanganan banjir yang disusun Pemkot, khususnya ada beberapa segmen kawasan yang direncanakan akan diintervensi penangannya, berada pada kawasan Untad.

“Karena itulah kami datang, untuk membicarakan dan mendiskusikan hal tersebut bersama Pak Rektor,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ibnu Mundzir, dari Bappeda Kota Palu, memaparkan tentang tawaran alternatig penanganan banjir di Huntap Tondo I, yaitu dengan pola pendekatan konservasi terpadu. pertama, dengan skema pembuangan yang melewati areal Untad menggunakan Channel U-Ditch, baik dalam bentuk saluran drainase terbuka ataupun saluran drainase tertutup, sehingga air lebih mudah dialirkan menuju outlet atau alur alam di sebelah utara.

Alternatif kedua, menahan air limpasan melalui pembangunan kolam retensi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai ‘Rano Kodi’ atau danau kecil, sebagai tempat menyimpan dan menahan air lebih lama di daratan. Skema ini dapat menciptakan citra penguat beutifikasi kawasan dari segi hidrologi.

”Hal ini tentu menjadi faktor positif, sebab berada di depan Rusunawa Untad yang sedang dibangun,” papar Ibnu.

Prof. Mahfudz, sangat mengapresiasi tawaran dari Pemkot Palu tersebut.

Menurutnya hal tersebut harus didiskusikan lebih lanjut, antara pihak Untad dan Pemkot Palu, sebab ada beberapa hal yang masih harus disingkron dan didetailkan.

Untad kata Rektor, saat ini sementara menyusun Master Plan sampai tahun 2040.

“Saya kira berbagai inisiatif baik tersebut bisa saling komplementer,” jelasnya.

Dalam pembicaraan tersebut, Iskandar Arsyad, menginformasikan bahwa dalam waktu dekat pemerintah Kota Palu, akan segera membangun beberapa saluran outlet yang bersisian dengan kawasan Untad, hal tersebut dilakukan jika terjadi banjir kembali, diharapkan sudah bisa bermanfaat untuk mengamankan berbagai aset yang telah terbangun oleh pemkot seperti jalan dan trotoar yang ada di sekitar kawasan.

Diakhir pertemuan tersebut, disepakati akan ada pertemuan lebih teknis dalam bentuk tim bersama antara Pemkot dan Untad, untuk pembahasan lebih teknis hasil pertemuan saat ini. TMU/IBNU

Pos terkait