PMI Evaluasi Operasi Tanggap Darurat Bencana di Sulteng

WhatsApp Image 2021-09-15 at 22.49.37-de538d4a

PALU, MERCUSAR – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said meminta kepada PMI Sulawesi Tengah untuk menyusun laporan operasi tanggap darurat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang mengguncang Palu, Sigi, dan Donggala, 28 September 2018. Hal yang sama juga diminta kepada PMI Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal itu dikemukakan Sudirman Said saat berkunjung ke Markas PMI Kota Palu di Jalan Vatupenida, Silae, Rabu (15/9) siang. Sekjen PMI itu ke Palu bersama Kepala Divisi Penanggulangan Bencana, Sumarsono, dan Kepala Markas PMI Pusat, Abd. Azis.

Ia ke Markas PMI Palu bersama Ketua PMI Sulteng, Hidayat Lamakarate. Sementara pengurus PMI Palu yang menerima selain Ketua, Sjamsul Saifuddin, juga Tasman Banto, Nanang, dan Fuad, Kepala Markas PMI Palu.

Sebelum pertemuan, Sudirman Said menyerahkan bantuan masker bedah dan masker kain, oksigen konserator, dan face shield kepada Hidayat Lamakarate.

“Bantuan ini nantinya akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya. Seperti oksigen konserator sudah kami salurkan ke pusat isolasi mandiri,” kata Hidayat usai menerima bantuan itu.

Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu, nantinya laporan itu dievaluasi bersama karena sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam menangani bencana di daerah lainnya. Nantinya laporan dari Palu dan Lombok akan dievaluasi secara bersama-sama.

“Nanti kita agendakan khusus kapan dan tempatnya untuk mendiskusikan atau mengevaluasi hasil laporannya nanti yang kita akan lakukan bersamaan dengan hasil laporan penanganan bencana di Lombok, NTB,” katanya.

“Kalau bias foto-foto kegiatan dan video juga bisa disertakan dalam laporan itu,” kata pula Abd Azis.

Ketua PMI Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate yang ikut mendampingi Sekjen PMI Pusat itu mengatakan siap dan secepatnya akan menyusun laporan yang dimaksud. “Laporan dari PMI Kota Palu, Donggala, dan Sigi sudah ada, tinggal disusun lagi,” kata Hidayat kepada Mercusuar.

Di pertemuan itu, Hidayat juga memberi saran ke PMI Pusat, hendaknya bila ada pekerjaan fisik yang ditempatkan ke daerah, perlu dipertimbangkan untuk tidak ditender secara nasional. Sebab beberapa pengalaman, pekerjaan bermasalah dan agak susah menyelesaikannya karena kontraktornya berada di Jakarta.

Mendengar saran itu, Sekjen PMI Pusat, Sudirman Said tampak manggut-manggut dan menyuruh anggota rombonganya untuk dicatat.

Hidayat memberikan contoh yang mengerjakan Markas PMI Kota Palu dari Jakarta. Ketika ada pekerjaan yang belum diselesaikan, sulit mengkoordinasikannya. “Nanti diancam baru datang menyelesaikannya,” kata Hidayat.      

Sebelumnya Ketua PMI Kota Palu, Sjamsul Saifudin menjelaskan, gedung baru yang ditempati pertemuan itu belum lama ditempati. Gedung baru itu adalah berkah dari bencana di Palu.

“Tanah dibeli oleh teman-teman sukarelawan. Sedangkan bangunannya atas bantuan Federasi Palang Merah Internasional. Selama ini PMI Kota Palu tidak punya kantor, dan bahkan kami pernah berkantor di Pasar Bambaru,” katanya.

Soal laporan yang dimaksud PMI Pusat tadi, Sjamsul mendukungnya.

“Kita berharap, Palu dan sekitarnyar dapat menjadi percontohan pada pengelolaan bencana. Palu bisa dijadikan sebagai daerah laboratorium kebencanaan. Penanganan bencana selama ini termasuk yang bagus dan itu juga diakui teman-teman dari perwakilan dari IFRC,” kata Sjamsul

Sudirman Said bersama rombonga berada di Palu selama tiga hari dan hari ini kembali ke Jakarta. Selama di Palu, mereka mengunjungi beberapa tempat, di antaranya sekolah yang dibangun Bulan Sabit Merah Turki di Poboya, sekolah di Sigi dan tempat lainnya.MAN

Pos terkait