PMI-LC Palu Eboni Genjot Vaksinasi Dosis Pertama

IMG-20210924-WA0029-6cd4a468

PALU, MERCUSUAR – Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Lions Club (LC) Palu Eboni ikut menggenjot cakupan vaksinasi dosis pertama hingga 70 persen populasi di wilayah ibu kota Provinsi Sulteng.

“Kita mendukung sepenuhnya Kementerian Kesehatan yang menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama dapat menjangkau 70 persen populasi sasaran di wilayah aglomerasi hingga akhir September 2021 guna mencegah potensi gelombang ketiga,” kata Presiden LC Palu Eboni, Mashuri.

Hal itu dikemukakan Mashuri kepada Mercusuar ketika ditemui di sela-sela kegiatan vaksinasi di Markas PMI Sulteng, di Jalan Kartini, Palu, Rabu (22/9) siang. Di acara itu hadir pula Ketua PMI Sulteng, Hidayat Lamakarate, Ronny Gunawan, Haris Abdullah, Astrid, dan pengurus lainnya.

Menurut Mashuri, vaksinasi itu digelar PMI dan LC Palu Eboni bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sulteg selama dua hari sejak kemarin dan hari ini. Kegiatan ini juga sekaligus masih dalam rangkaian HUT PMI.

Ia berharap, target pemerintah tadi dapat diwujudkan di Palu. Sebab menurutnya, pada hari Kamis (23/9) terdapat beberapa titik yang juga melakukan vaksinasi. Ia mengimbau kepada warga yang belum ikut vaksinasi agar ikut demi upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di daerah ini.

Dijelaskan, pemerintah menggeber cakupan vaksinasi dosis pertama hingga 70 persen populasi di wilayah ibu kota provinsi di luar Pulau Jawa-Bali.

“70 persen dosis pertama pada ibu kota provinsi di luar Jawa-Bali ini harus tercapai pada bulan Oktober 2021. Sehingga kita benar-benar siap untuk mengantisipasi gelombang lanjutan dengan perlindungan vaksin,” kata Mashuri mengutip target dari Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama dapat menjangkau 70 persen populasi sasaran di wilayah aglomerasi hingga akhir September 2021 guna mencegah potensi gelombang ketiga.
“Kita harapkan di September ini 70 persen dosis pertama bisa kita capai di daerah aglomorasi,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi, Rabu (22/9).
Menurutnya, ibu kota provinsi di luar Jawa-Bali berpotensi terjadi peningkatan mobilisasi masyarakat, khususnya pelaku perjalanan saat perayaan Natal dan Tahun Baru.
Nadia mengatakan Kemenkes RI juga menerapkan penguatan protokol kesehatan dan monitoring mobilisasi masyarakat, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Kita juga menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk meningkatkan protokol kesehatan dan perubahan perilaku,” katanya.
Nadia mengatakan beberapa kebijakan Kemnkes RI juga menyasar upaya penguatan di sektor hilir, yakni seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti rumah sakit maupun Puskesmas dengan mempersiapkan ruang isolasi hingga penambahan tenaga kesehatan.
Menurut Nadia sejumlah fasilitas isolasi terpusat masih tetap bersiaga meskipun situasi pandemi dalam beberapa pekan terakhir sedang mengalami penurunan tren kasus.
“Penguatan strategi di sektor hulu dan hilir ini penting dilakukan untuk antisipasi lonjakan kasus,” katanya.
Nadia menambahkan beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri, dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan.
“Sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan memicu peningkatan kasus,” katanya.
Tingkatkan Kewaspadaan

Sementara Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pola lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia biasanya terjadi tiga bulan setelah negara-negara lain mengalami lonjakan kasus.

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

“Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan, agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan,” kata Wiku melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/9/2021).

Wiku mengingatkan, peluang peningkatan kasus Covid-19 Indonesia bisa terjadi akibat dari tradisi berkumpul dalam acara besar dan libur panjang. Menurut Wiku, peningkatan kasus Covid-19 bisa ditekan bila masyarakat tidak lengah dalam melaksanakan kebijakan berlapis yang ditetapkan pemerintah.

“Seperti akselerasi vaksinasi, pengendalian mobilitas dalam dan luar negeri, pengendalian aktivitas masyarakat, dan menggalakkan upaya 3T dan 3M,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wiku menambahkan, penurunan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir merupakan hasil kerja keras seluruh elemen masyarakat dalam pengendalian kasus Covid-19.

“Pandemi Covid-19 adalah hal yang kompleks sehingga intervensi pengendalian tidak bisa tunggal bahkan berbagai intervensi tersebut harus dilakukan bersama,” ucap dia.MAN

Pos terkait