JAKARTA, MERCUSUAR – Berawal dari kegemaran makan camilan keripik dan kerupuk, perempuan asal Malang, bernama Suryaningsihmemutuskan membuka usaha keripik pada 2017. Berbekalpelatihan dari BRI, kini usaha yang dijalankan Suryaningsihmeraup omzet hingga Rp 100 juta per bulan.
“Saya memulainya sejak November 2017 lalu karena saya ituorang Malang yang dimana tiada hari tanpa kerupuk dan keripik terutama keripik tempe,” kata Suryaningsih. Saatpindah ke Jakarta, ia mengaku kesulitan untuk mencaricemilan keripik tempe. Dari sini, dia memberanikan dirimemproduksi keripiknya sendiri dan menjual kepada teman-teman terdekatnya.
Seiring berjalannya waktu, karena Suryaningsih rajinmengikuti pelatihan dan pembinaan dari BRI terkait UMKM, produknya sempat ikut dalam pameran ke Malaysia dan Singapura. Namun dia mengaku sempat tak percaya diri, karena kemasan produknya masih sangat sederhana jikadibandingkan produk UMKM asal negara lain sepertiMalaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, hingga Vietnam.“Dari situ saya belajar bahwa ternyata kita itu dipandangsebelah mata, karena packaging kita jelek dan waktu itupackaging saya hanya baru pakai plastik bening dan stiker. Saya merasa tertantang, masa UMKM kita tidak bisa,” ujarnya.
Belajar dari pengalaman tersebut, Suryaningsihmengembangkan brand dengan nama WOH CHIPS. Kata ‘WOH’ sendiri berasal dari Bahasa Jawa ‘woh-wohan’ yang berarti buah-buahan. Suryaningsih berharap produk denganbrand tersebut bisa berbuah bagi dirinya sendiri dan bagiorang lain. Akhirnya dia mulai memperbaiki design dan packaging secara perlahan, hingga akhirnya bisa memilikibrand WOH CHIPS seperti saat ini.
Jika dulu produk keripiknya masih dijual ke sesama teman, kini WOH CHIPS milik Suryaningsih sudah bisa ditemukandi supermarket besar seperti AEON mall, Food Hall, Farmer Market bahkan bioskop. Hal itu tentunya menjadi kebanggantersendiri lantaran produk keripik yang semula dipandangsebelah mata kini pemasarannya semakin luas.
“Nah, kalau untuk di luar negeri sudah beberapa tahun iniekspor ke Singapura, Malaysia, Taiwan dan Kanada. Itusemua saya banyak kerjasama dengan pemerintah. Saya itumemang pembinaan dari kelurahan dan juga binaan BRI,” ungkapnya.
Suryaningsih memproduksi 500pcs keripik WHO CHIPS per hari dengan harga dibanderol mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu. Kini ia mampu mencatatkan omset sebesar Rp 100 juta per bulan. Namun usaha keripik milik Suryaningsih juga sempat terdampak pandemi Covid-19.
“Waktu itu memang 3 bulan pertama kita punya omsetterutama yang offline itu drop sampai ke 80 persen, dikarenakan orang-orang tidak berani keluar. Dan sayabersyukur waktu itu ada program dari Bank BRI yakniBRILianPreneur, hingga saya terpilih dan dari situ saya ikutpelatihan dan masuk ke toko online. Alhamdulillah dari situ omset naik sekitar dua kali lipat,” jelas dia.
Dalam menjalani usahanya, Suryaningsih pastinya melewatijatuh bangun. Walaupun pernah dipandang rendah saatmemulai usaha, justru dengan berbekal tekad yang kuat dan percaya diri yang tinggi, Suryaningsih selalu optimis bahwadia mampu mengembangkan bisnis keripiknya. Dan hal ituterbukti, berkat rajinnya mengikuti binaan dari BRI dan sharing bersama teman-teman komunitas UMKM, usahanyasemakin berkembang. Menurutnya mengikuti pelatihan dan pembinaan itu sangat penting. Banyak hal positif yang diperoleh, seperti mendapatkan sertifikat HACCP memudahkan untuk kegiatan ekspor.
Adapun sebelumnya kripik WOH CHIPS milik Suryaningsihmasuk ke Rumah BUMN pada tahun 2018, sekaligus pada tahun yang sama dia menjadi nasabah BRI. Tergabung dalamRumah BUMN, selain dibuatkan langsung tabungan, wawasan Suryaningsih juga semakin bertambah. Dia menjadipaham cara berjualan secara online melalui aplikasi, selain ituia diajarkan dan dibantu mengenai design dan packaging yang baik dan menarik.
“Dengan adanya pendamping kita jadi cepat maju dan ditambah juga BRI membantu kita menjualkan produk. Dari RKB juga ada pameran offline dan online,” ujarnya.
Selain itu ada juga program permodalan yang ditawarkan olehRumah BUMN BRI. Suryaningsih sangat berterimakasihkepada banyak pihak khususnya program-program yang diluncurkan BRI terkait UMKM. “Saya berharap kedepanBRI tetap support untuk para UMKM karena kita tidak bisahanya berjalan sendiri. Dengan adanya program itu akanmembantu dan mengajak teman-teman UMKM itu untuk ikutjuga, agar mereka bisa terus naik kelas,” tutup Suryaningsih.