PALU, MERCUSUAR – Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (CIKASDA) Provinsi Sulteng turut menekan penyebaran penyakit schistosomiasis (demam keong). Khususnya, di Lembah Napu Kabupaten Poso.
Kepala Dinas (Kadis) CIKASDA Provinsi Sulteng, Andi Rully Djanggola kepada Mercusuar, Jumat (25/4/2025) mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng saat ini sudah melakukan tindakan nyata untuk menekan sebaran parasit penyebab penyakit berbahaya untuk manusia itu. Tidak tanggung-tanggung, Pemprov menyediakan anggaran sebesar Rp4,3 miliar di tahun 2024 lalu.
“Dana untuk membangun drainase, dengan output saluran terbangun sepanjang 1.450 meter di Desa Winowanga, Tamadue dan Seoa,” urai Rully.
Ia menambahkan, pihaknya memiliki tanggung jawab menekan sebaran parasit. Hal itu karena parasit tidak akan bisa menyebar, jika sarana drainase terpenuhi di 49 titik di tiga desa tersebut.
“Berdasarkan data Badan Riset Inovasi Daerah Sulteng, terdapat 49 titik di tiga desa yang menjadi lokasi endemik schistosomiasis. Tentunya menjadi prioritas untuk dibangun saluran drainasenya. Agar sebaran cacing atau parasit ini tidak terus bertambah, dan prevalensinya di bawah 1 persen,” tutur Rully.
Rully juga menjadi perwakilan Gubernur Sulteng, saat mendampingi Direktur Pencegahan Penyakit Menular dari Kemenkse RI, Ira Agustin, serta perwakilan WHO Indonesia, dr. Irvin, Presiden Rotary Club dari Kyoto, Kyoto Selatan, Sakurai, Kashihara, dan Palu, serta Gubernur Rotary Club Indonesia, Susan Chandra yang melakukan kunjungan di Lembah Napu, meninjau lokasi pembangunan drainase.
“Alhamdulillah, Kemenkes RI dan Rotary Club mendengarkan langsung pemaparan kami, terkait dengan komitmen pemerintah daerah, menekan keberlangsung dari parasit itu. Yang lebih menggembirakan lagi, mereka memberikan bantuan dana untuk keberlanjutan dari pembangunan drainase, yang memerlukan dana tidak sedikit,” pungkasnya. MBH