TONDO, MERCUSUAR – Sebagai salah satu sekolah swasta di Kota Palu, SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa berkomitmen mengembangkan pembelajaran budaya Kaili, sebagai identitas daerah.
“Sekolah kami berkomitmen bagaimana pengajaran bahasa dan budaya Kaili harus ada. Ini untuk menghindari, jangan sampai budaya Kaili kurang dikenal oleh generasi kita,” kata Kepala SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa, Irfan, di ruang kerjanya, medio pekan lalu.
Selain pembelajaran bahasa, lanjut Irfan, pihaknya juga memberikan pembelajaran terkait kebudayaan masyarakat Kaili, kepada para peserta didik. Di antaranya dengan melakukan kunjungan ke beberapa lokasi berbasis kebudayaan masyarakat.
“Misalnya, kami melakukan kunjungan ke Towale di Kabupaten Donggala, untuk belajar soal tenun Donggala serta cerita legenda setempat. Kalau ada undangan untuk mengikuti lomba-lomba bahasa Kaili, kami juga ikut serta,” ujarnya.
Irfan mengatakan, dalam pembelajaran terkait budaya Kaili turut didukung oleh para guru yang memiliki latar belakang suku Kaili.
Meski begitu, Irfan mengungkapkan pihaknya masih menggunakan modul yang dibuat sendiri. Ia berharap, ke depan, ada payung hukum seperti Peraturan Daerah (Perda) yang dapat mendukung upaya pembelajaran budaya Kaili di sekolah-sekolah.
“Ini, kan, tidak ada Perdanya, jadi kami berupaya sendiri, bikin modul sendiri. Kalau diwadahi oleh Perda atau ada payung hukumnya, maka enak kita menjalaninya. Kami tidak ingin anak-anak tidak mengetahui budaya Kaili, walaupun tidak semua orang Kaili. Karena nilai-nilai budaya kalau dilihat akan menuju pada pembentukan akhlak, seperti menghormati tamu, menghormati orang tua, bersikap santun, dan sebagainya,” pungkas Irfan. IEA
