Birokrasi Itu Perjalanan


Oleh: Ibnu Mundzir (Birokrat Muda, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu)

Banyak pemaknaan tentang birokrasi, salah satu maknanya yaitu bahwa dia adalah entitas yang tidak pernah final, sebab dia akan terus berdialektika dengan kondisi, tempa dan zaman, karenanya keberadaanya akan selalu dianggap sebagai suatu yang bersifatnya never ending prosses.

Sebagai sebuah proses tanpa henti, maka perlu pemahaman tentang falsafah keberadaan birokrasi itu sendiri, sebab semua sumberdaya manusia yang terlibat dalam mengerakannya (baca SDM), tentulah punya pengalaman masing masing yang tidak dapat diabaikan begitu saja peranannya, sekecil apapun itu.

Pemahaman ini menjadi penting, sebab minggu ini semua daerah yang telah selesai melaksanakan pilkada dan telah tuntas sengketanya secara hukum di Mahkamah Konstitusi, maka akan dilantik dan sah sebagai pimpinan daerah.

Galibnya pimpinan dearah yang baru, tentulah akan membawa pemikiran, ekspektasi, kultur serta langgam kerja, dan yang pasti titipan ‘bisikan’ terhadap kinerja mesin birokrasinya, jika ekspektasinya berkesesuaian maka harapan itu akan mengalami ekskalasi percepatan visi, namun jika tidak sesuai, maka narasi minor seperti birokrasi lambat, tidak responsif dan bermental bebal, sulit berubah, nanti dicambuk baru kerja ..akan sering terdengar.

Jika itu terjadi, alih-alih lompatan visi, yang terjadi kadang malah saling menyalahkan, dan dahulu pernah ada seorang kepala daerah disuatu tempat nun jauh disana, yang berkata lantang, bahwa lebih butuh yang loyal dan ikut maunya, ketimbang yang profesional, sebab loyalitas dimaknainya sebagai, ikut mauku, waluapun itu dalam banyak kasus justru melangar dan menabrak ketentuan dan aturan yang berlaku.

Padahal masyarakat, sebagi client pembangunan, ngak butuh terlaku banyak drama, yang masyarakat butuh, buktikan secepatnya janjimu saat kampanye dahulu, kalaulah janji itu terlalu global, minimal, ada harapan yang bisa membuat mereka percaya bahwa mereka tidak kembali dibohongi dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

Sahabat saya pernah bilang, memang setiap kita tanpa sadar akan merasakan 3 hal dalam hidup ini, yaitu pertama, indahnya jatuh cinta, kedua, ngak enaknya cemburu dan ketiga, sakitnya dibohongi politisi. .. Wallahu alam. ***

Pos terkait